Entri Populer

Doa Kami Untukmu Bunda

Diposting oleh jundullah-online Kamis, 08 Desember 2011


Bunda, aku tahu kadang bunda berdusta padaku. Ketika dulu saat ananda makan, bunda memindahkan nasi punya bunda padaku, bunda berdusta dengan mengatakan....... "Bunda tidak lapar, makanlah nak"

Ketika aku dan adik mendapatkan ikan dari hasil pancingan, bunda memasak masakan yang enak dan bergizi dengan ikan tersebut, bunda hanya memakan sisa ikan tersebut.
Bunda berdusta kepada kami dengan mengatakan....."Makanlah nak, bunda tidak suka ikan"

Ketika kami sekeluarga dalam kesulitan, aku & adik-ku semua harus sekolah. Suatu malam kami terbangun melihat bunda masih bekerja demi agar kami bisa sekolah, ingatkah ketika waktu itu ku tanyakan "Bunda, kenapa belum tidur?"
Bunda berdusta lagi...."Cepatlah tidur lagi nak, Bunda tidak capek kok"

Ketika aku baru masuk madrasah dan aku masih enggan masuk sekolah. Bunda lah yang mengantarkan, bunda menunggu kami (aku & adikku). Ketika lonceng berbunyi, bunda menyambut kami dengan sebotol teh manis, kulihat peluh dan keringat yang membasahi Bunda. Kami pun memberikan kembali botol tersebut pada Bunda.
Tapi Bunda berdusta kepada Kami dengan mengatakan ...."Bunda belum haus minumlah dulu"

Bunda, kami masih ingat ketika kami memakan 1 telor dadar yang diiris-iris dan dibagi untuk ananda dan adik-adik. Ananda bertanya mana telor untuk Bunda?
Bunda berdusta lagi dengan menjawab.........."Nanti Bunda masak lagi"

Bunda, ketika Bunda dengan tubuh yang lemah terbaring sakitpun, Bunda masih tersenyum kepada kami dengan menahan rasa sakit yang teramat sangat. Bunda, mengapa saat kami tak kuat menahan air mata kami. Tapi Bunda masih berdusta dengan mengatakan "Jangan menangis sayang, bunda nggak apa-apa kok"

Bunda, kami tahu sekarang arti dusta Bunda kepada kami.....Bunda teramat sayang dan cinta kepada kami, kan?

Masih senantiasa teringat dalam benak kami...
Ketika kami muda betapa Ibunda ingin memeluk kami, tapi kami selalu mengunci kamar.
Ketika sebagian dari kami lulus SMA, bunda menangis terharu. Tapi kami malah berpesta dengan teman-teman.

Ketika Ibunda & Ayahanda membayar uang kuliah dan mengantar kami kuliah pertama. Tapi kami malah minta diturunkan di gerbang kampus karena malu dengan teman-teman.

Ketika kalian membantu biaya pernikahan, kami malah pindah menjauh beratus kilometer dari kalian.

Ketika bunda memberi nasehat cara merawat bayi. Kami justru berkomentar "Maaf Bunda zaman sudah berubah"

Ketika kalian memendam rindu ingin bertemu kami. Bunda hanya bilang “Mas lebaran pulang ya?”. Akan tetapi Jawaban kami sungguh terlalu "Maaf Bunda kami sibuk dengan pekerjaan" (lebaran itu merupakan lebaran yg paling menyedihkan bagiku Bunda)

Ketika di Usia mereka lanjut dan sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatan kami. Sebagai gantinya kami malah membaca pengaruh negatif orangtua yang menumpang di rumah cucu-cucunya.

Sehingga datanglah saat itu, ketika sebagian besar dari kita, baru merasa seperti dijatuhi palu godam yang meremukan hati, ketika orang tua kita di panggil-Nya, bahwa ternyata kita belum melakukan apapun untuk kedua orangtua kita.

Ya Allah, Ampunilah kami dan kedua orang tua kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami waktu kami masih anak anak.



Artikel Terkait:

0 komentar

Posting Komentar